Tuesday, December 29, 2009

Dendam Membara

Dikeremangan senja yang semakin uzur
resah singgah patahkan penyanggah asa
bingkai-bingkai asmara yang kita lukiskan berdua
koyak cabik terburai hianat dusta kata belaka
pecah...,porak poranda

malam masih terlalu muda,saat senandungkan pilu
rotasi waktu terus bergulir, tak perduli ia !
membuka lembar perih, luka lama terlahir kembali
menganga lebar

aah..
dendam ini benar-benar menghisap dan membakarku
hati nurani dan belulang tlah hangus menghitam
bersetubuh dengan kesumat kebencian

pada relung selimut pesimistis
mengintip bias cahaya purnama, pun harap terkemas tanya
..................
masih kan bertumbuhkah
tunas cinta penyejuk kalbu ?
dalam dahaga...


20.11.09 - balam -
salam
MasAbodDoLAH-Dwi Andari

Saturday, December 26, 2009

Kita dan Cinta

: Kamu
Begitu dalam tanamkan rasa
Benci dan cinta kau paruh rata
Menggantung_ku dalam dilema
Koma dalam dekap ketat kecewa

: Ragu
Begitu lemah mempengaruhi_ku
Hingga percaya dan luruh pada cintamu
Melanglang maya terbuai harapan palsu
Ditampar nyata terhempas beku

: Aku
Begitu buta siasia mengutuk cinta
Berharap kau bahagia sungguh tak bisa
Pun mengharap hancurmu tak mampu
Realita cinta rumit menyiksa

Dak, 12.09.

Tuesday, December 22, 2009

Rakus

Berkata tak berkaca
Menjual asa yakinkan dunia
Jelas hitam kau bilang putih
Pun fakta ikut kau amputasi

Aih, hebat sungguh kau persiapkan diri
Pancangkan tiang punpanggung berdiri
Tak peduli latar bergradasi kelam
Asa kosong kau penuhi semu mimpimimpi

Berkata tak berkaca
Bakar kerongkongan bicara sampah
Bermain gendang tari_kan resah
Ambil untung dari menebar gundah

Aih, pintar sungguh kau permainkan nyata
Membelenggu asa dengan harapan maya
Segeralah sadar dan mulai berkaca
Rakus_mu itu gerogoti bangsa


Dak, 12.09.

Friday, December 18, 2009

MATAHARIKU



Suaramu merdu terngiang
senandungkan lagu tentang bintang
yang bertebaran di luas langit
berpendar berbagi cahaya dengan sabit
: indah warnai malam
membuatku tegar hadapi kelam

Katamu
kelam malam adalah ujian
kerlip dalam temaram itu panduan
yang kan menuntun langkahlangkah_ku
temukan cahaya sebenarnya
: matahari

Katamu
tatalah indah mimpimimpi
bungkus dengan keyakinan hati
karena pagi disana menanti
bawa sejuta harapan dalam hangat
sinar mentari

Bisikmu
tersenyumlah
tatap dunia dengan ceria
karena matahari sengaja dicipta
khusus untukku gantungkan cita
dan mengubah asa menjadi nyata

Dalam biru doadoa
pun aku berbisik
tunggu aku
: matahariku


Dak, 12.09

Tuesday, December 15, 2009

NGERI

Lantang kau bicara janggal
beri kesaksian cerita sepenggal
anggap kami ber_otak dangkal

Rapat kau tutup busuk
tapi baunya menyeruak, menyeruduk
bikin merinding bulu kuduk

Ngeri
ngotot SALAH kau pungkiri
lalu, bagaimana mau perbaiki negeri ?

Dak, 12.09

Sunday, December 13, 2009

PICIK

Sipicik berwajah klasik
Tersenyum licik mengumbar baik
Tanamkan budi tutupi keji
menebar luka menjala duka
tertawa dalam lautan derita

Sipicik berwajah klasik
sesumbar diri paling cerdik
nuraninya mati oleh kekerdilan hati
candui semua yang berbau nista
hidupnya palsu penuh sejuta dusta

Awas, sipicik berwajah klasik
: nyata kelilingi kita

Dak 12.09

Friday, December 11, 2009

RASA



kita memintal banyak benang
berkalikali tertusuk jarum
rajutan belum selesai
menyerah kau menjauh pergi
tinggalkan banyak warna terbengkalai

pun kita bicara
dalam sepi yang kau cipta
menatap kelu sobekan rendarenda cinta
saling bertukar kabar
meski dengan nadanada datar

doa
percaya
rasa
:entah kemana


Dak, 12.09

Sunday, December 6, 2009

EPISODE MAMPUKAH

Hujan
turun tibatiba
deras berpetir keras
menampar angin bangunkan sadar

Ingatan satusatu datang
bersama kilat yang menyambar garang
pun air mata menetes jalang
berharap waktu bisa diulang

Tapi waktu tak bisa diulang
hanya bisa dipanggil tuk dikenang
pun suaramu kembali terngiang
lembut lantunkan puisi goresan tangan

" Lihatlah apa yang ku lihat
ditepi senja yang berjubah jingga
ia tampak lebih bersahaja

Dengarlah apa yang ku dengar
begitu lembut menyatu dengan angin
menyusup ketelingaku nyanyian rindu

Terjemahkanlah dengan nuranimu
segala rasa yang ada
saat semua terdiam "


Hujan reda
hadirkan segaris jingga diujung senja
dan dalam diammu
kau terjemahkan semua
: sempurna


Dak - Adis 12.09
sebuah kolaborasi oretanku dgn puisi Mas Adis.
EPISODE MAMPUKAH by ADIS Medio - Sept.08 ( cetak miring )

Thursday, December 3, 2009

PURNAMA AWAL DESEMBER



Dan lautpun memberi kabar
lewat debur ombak yang melandai kepantai
diiringi kepakan sayap-sayap camar
dengar dan lihatlah...
purnama malam awal desember
lentera yang terangi jalannya pulang
tinggalkan jejak fatamorgana pelangi
diatas buihbuih asin

Selamat jalan sahabat
warisan stanza kata-kata mu akan slalu disini
temaniku meniti hari
damailah...
dalam dekap peluk-Nya
dalam indah kasih-Nya
abadilah
dalam keabadian


Dak 12.09
Slamat jalan maskoe...
mengenang kepergian sahabat, kakak juga guru terbaik sedunia
Ahmad Rosyadi ( Adis )

Wednesday, December 2, 2009

DESEMBER

Malam desember awal
Bermandi cahaya bulan
Benderang terangi jalan
Bantu langkahku temukan impian

Lihat,…
Wajah-wajah kalian samar tergambar
Nakal bergantian timbul tenggelam
Disempurna wajah bulan

Tunggu,…
Aku akan datang
Rangkai lagi asa yang telah usang
Pastikan senyum kan terbalut senang

Dengar,…
Bisik senandung riang
Iringi langkah-langkah panjang
Perjuanganku tuk masa datang

Malam desember awal
Langit minim bintang
: Indah sempurna
Bermandi cahaya purnama

Dak 12.09

Saturday, November 28, 2009

KITA

Kita sepasang berjalan menuju pantai
Tersihir indah warna warni senja
Eratkan genggaman
Melangkah di hamparan tajam kerikil

Kita sepasang berdiri gamang menatap samudra
Dibibir pantai yang dipenuhi seratus ribu aturan
Sekarat…
Menanti badai ditemani penghianatan dan pengampunan

Kita sepasang saling tatap teriaki takdir
Membayar mahal harga perbedaan
Gadaikan rasa
Jadi budak ketidakberdayaan

Kita sepasang
Melangkah gontai dekati malam
Lepaskan genggaman menuju ke_kegelapan
Tenggelam dalam lautan kekecewaan

Dak 11.09

LARA

Senja terlewati dengan secangkir kopi panas
Gemericik hujan dan untaian kata penyesalan
yang kau kalungkan abadi di ingatanku
Hangat…
Kau pahat hatiku dengan asa tanpa batas
Setiap kata adalah sihir berselimut puisi

Lalu aku lupakan semua luka, sakit dan penghianatan

Malam terlewati dengan setangkup sesal
Hembusan resah nafas dan gemetaran doadoa
yang lirih kubisikan pada pekat malam
Dingin…
Kembali kau rampas hidup dalam kehidupanku
tinggalkan galau disesak isak tangisku

Katamu “ aku memang ba_jingan, dan kamu tau itu… “

Lara tercabik
Dapati cinta hanyalah permainan rasa
Sadari rasa hanyalah kenaifan asa
dan Kenyataan...
Hanyalah duri yang terus menari liar
diatas luka

dak 11.09

Tuesday, November 24, 2009

KANGEN

Kangen,
tapi simpul mati belenggu luka
memaksaku munafiq
dan menelan rasa ini diamdiam

kangen,
berada dalam dekap cintamu
yang membawaku pada permainan abuabu
dimana hitam dan putih tersamar rata

yah, aku kangen,
pada hati yang menghancurkan hatiku


Dak, 06.08

Monday, November 23, 2009

BATIN YANG HAMPIR KARAM




Substansi sadar o_tak ku berpendar
dapati cinta berbuah lara kebencian
padat berjuta nuansa nanar
aku tenggelam
dalam perangkap kesangsian gapai hari esok

Dalam kalap jiwa yang kau jebak
ku tata luka dan berdiri patahkan elemen rasa
kenakan busana baru rajutan dendam lama
dan penuhi katup tangki doa dengan kutuk serapah

Tak tertampak warna selain berbias buram
setumpuk nilai_pun sirna dibenam nafsu angkara
nurani sungguh tlah tertawan dan karam
pada rongga gulita bersenggama kecewa

Tertatih
kugenggam erat cerabut asa tersisa
coba semai pada atmosfir puing hati terbelah
......................
hanya itu yang kupunya


21.11.09.- balam
salamku
MasAbodDoLAH - Dwi Andari

Sunday, November 22, 2009

BUNDA

Bunda, tahun berganti
tak juga mampu kutata hati
pun untuk menyisipkan mimpi-mimpi
seperti pintamu sebelum pergi

Bunda, tahun kembali berganti
meski coba terus tegak berdiri
lelah kujalani hari-hari
tanpamu di hidupku
: mati

Bunda, tahun-tahun akan terus berganti
Tak kan mampu ku maafkan diri
Untuk ketakutanku yang menakutimu
Untuk rapuhku yang teteskan lara dihidup mu

Bunda, ini aku berjanji
Untuk coba ikhlaskan yang terjadi
Untuk terus tegar seperti inginmu
Sebagai bukti bakti
Rindu dan cintaku pada mu

Bunda,
Mohonku
Maafmu...

Dak, 11.09

Monday, November 16, 2009

MENJAHIT LUKA



dan aku pun menjahit luka dengan jelujur rapat
lalu teronggok lemah, lelah di sudut hampa
menatap mimpi-mimpi yang ikut terkunci mati

Dak, 11.09
rev 08.09

SEUMUR JIWA



Kenangan mengingat
luka kembali terkuak
mata air, air mata pun meluap
mekarkan bungabunga kecewa

rapat kututup rasa
dalam kupendam dendam
benci dan cinta menyatu sempurna
sepanjang masa, seumur jiwa

Dak. 11.09

Monday, November 9, 2009

Nyanyian Hati




Aku menari ikuti liukan nada pilu seruling bambu
Larut dalam dawai sunyi reruntuhan mimpi
Sesekali tertawai diri iringi isak sengau nyanyian hati

Sementara dalam keruh tenang
Pemangsaku kembali terpekur nyaman di dasar rawa
Teteskan liur beku sedingin pekatnya nafsu
Mematung menunggu aku yang lain…

Dalam rancak acak tarianku
Kau bisikan bayangan nyatamu lewat angin yg menderu perih ketelinga
Menarilah sayang lupakan harapan tololmu
Karena aku sang pemangsa dan karma bukanlah bagian dari takdirku

Aku terus menari menata kaki ayunkan jemari
Tersihir irama luka buaian seruling bambu
Lahirkan galau yg lengkapi kisah dalam bingkai buntu waktu
Karena setengah dari takdirmu adalah takdirku

Kuikat warna kelam pada selendang impian yg pernah kau beri
Lalu tertawai diri iringi isak sengau nyanyian hati

Dak 11.09

Monday, November 2, 2009

Angin Nakal

angin nakal
hembuskan kabar yang tak ingin kudengar
menderu perih mengiris dinding hati
runtuhkan lagi kerakkerak luka

angin nakal
bahkan di lengang tengah malam
kau dera aku dengan kisah tentangnya
dalam penat rindu yang mengoyak, merobek


Dak, 11.09

Monday, October 19, 2009

Lima Kata Dalam Satu Kalimat

Lima kata dalam satu kalimat
Dua kali diucapkan sahabat
Benarbenar membuatku jadi teringat
Harihari bagai kiamat

Lima kata dalam satu kalimat
Dua kali diucapkan sahabat
Benarbenar sangat terlambat…

Lima kata dalam satu kalimat…
“ jangan pernah lewati jalan itu “


Dak, 10.09

Apalah Aku...





Aku melihatnya seperti awan
Begitu putih dan lembut
Berarak memenuhi dinding hatiku
Dengan cinta dan sejuta nyamannya

Aku membutuhkannya seperti udara
Yang silih berganti memenuhi rongga dada
Memompa detak jantung kehidupanku
Dengan asa dan sejuta impiannya

Tapi dia,
Hanya terdiam didepan pintu
Menatapku dengan sejuta arti yg tak ku mengerti

Aah,…
Apalah aku ini...

Dak, 10.09

Tuesday, September 29, 2009

SaTu BinTanG


Satu bintang saja,
Di pekatnya gelap malamku
Tuk temani lelap tidurku
Tuk sinari mimpi indahku...

Satu bintang saja,
Di kerlipnya kan kutemukan jejak jalan itu
Jalanku tuk menemukanMu
Jalanku tuk kembali padaMu...

Sungguh,
Satu bintang saja
Untuk ku...

Dak, 0909

Monday, September 14, 2009

MemBakar MimPi



Aku hanya ingin terbebas dari takut
Yang masih saja terus kau pupuk
Dan membuatku mabuk terlarut dlm duka

Aku hanya ingin terlepas dari belenggu rasa
Meski ku harus patahkan ranting-ranting asa
Dan membakar impian tentang kita

Pada lautan resahlah ku larung abu mimpi-mimpi semu
Berharap debur ombak menghempaskannya jauh dariku

Dak 09.09

Wednesday, August 26, 2009

TentanG KeHidupaN

Malam memyelimutiku dengan kenangan,
Kenangan yg tak pernah bisa disembunyikan ingatan,
Ingatan yg mengendap dan lahirkan impian,
Impian buram tentang cinta, penghianatan, luka, & duka.

.....

Pagi slalu menyinariku dengan secercah asa,
Asa yg disematkan TUHAN diantara serpihan luka,
Luka yang justru membuatku tegar & mampu bertahan,
Bertahan tuk lanjutkan perjalanan…

Lihatlah,...
Takdir mungkin memang sudah dituliskan
Tapi DIA tetap memberi ku kesempatan tuk memilih
DIA yg tak pernah meninggalkanku dlm kebodohan & ketidakadilan
Mempercayakan nasib kehidupanku pd diriku sendiri



Dak, 08.09

Tuesday, August 18, 2009

MemBawA puLang SEpi


Dibanjiri kenangan pada pendar matamu,
Pada pecah senyummu,
Pada belaian pucat resahmu,
Langitpun membiru kosong…

Dihangati uap api kerinduan ini, akupun menyambangimu
Membawa sepi yang pernah kau tinggalkan…

Dipusaramu aku tertunduk kelu
Menyusun lagi balok-balok kesedihan
Menyatukan lagi kepingan-kepingan kisah
Tapi takdir, tetap teka teki hidup yg tak terpecahkan…

Diingatkan petang, akupun beranjak pergi
Membawa lagi sepi ini pulang…

Dak, 08.09

Monday, August 10, 2009

MungkiNkah KaMu...



Kukaitkan kedua tanganku,
Mengukur lagi jalan yg tlah terlalui
Mengisi jarak diantara kata-kata

Ah, mungkinkah kamu …
Terlalu sakit tuk rasakan kesakitanku…

Hingga kamu,…
Wariskan kecewa yg tak kikis oleh sesal…

Dak, 08.09

Thursday, August 6, 2009

IndaHnya PenantiaN



Disandera malam berbulan nyaris purnama,
Kurapatkan diri pada sepi tuk selami selaksa anugerah.
Nadikupun berdetak seirama detik yg bergulir,
Dan bisikan zikirkupun pecahkan senyap malam…

Diperciki setetes kerinduan akan hadirmu.
Kubasuh jiwa yg mulai tak sabar menanti datangmu.

Dalam sanderaan malam berbulan nyaris purnama ini,
Kukoleksi waktu dengan menguntai indah kalimat2 suci-Mu
Bersihkan diri tuk sambut bulan penuh ampunan.

Marhaban ya ramadhan...

Dak. 08.09

Monday, August 3, 2009

Khayal NyatA

Kupeluk kau dalam khayal yg begitu nyata.
Luruh dalam rasa yg membuncah raga.

Dan angin hanya perdengarkan dentingan terindah,
Dalam diam mu mengalir senandung rindu yg begitu merdu.
Sungguh, aku hanya bisa menikmatinya dengan air mata…

Dipangkuanmu aku jatuhkan semua lelah,
Didamai tatapanmu aku lepaskan semua gundah,
Dihangat dekapanmu aku bisikkan sebuah harap,
Berharap waktu terhenti mati.

Nda, andai khayal ini nyata,……


Dak, 08.09
I miss u mom…

Saturday, August 1, 2009

MenjaHit LukA



...
Dan akupun menjahit luka dgn jelujur rapat,
Benamkan duka menutup perih,
Lalu teronggok lelah disudut hampa,
Tatap mimpi yg ikut terkunci mati...


Dak, 08.09

Saturday, July 25, 2009

PalsukaN BahaGia


Tak apa,...
Teruslah bercerita dalam diam,
Atau umbarlah tawa dan candamu meski diiringi denting kesunyian.

Tak apa,...
Teruslah tebar kepalsuan itu,
Meski goresan luka di bening fatamorgana ke 2 matamu menyangkalnya.

Karena rasa oleh rasa...
Diayun waktu hadirkan asa,
Meski dipenuhi sejuta khayal,
Namun tetap lukiskan nyata...

Tak apa,...
Tipulah luka dengan palsukan bahagia,
Asal kau tetap disitu dan terus bertahan...

Dak, 07.09

Wednesday, July 22, 2009

RasakaN apa yg kuRasa



Dengarlah apa yg ingin kuperdengarkan,
Tentang takut tanpa harap...
Tentang tangis tanpa isak...
Tentang perih tanpa nganga luka...

Tentang dendam tanpa pembalasan...
Tentang kutukan tanpa doa...
Tentang cinta tanpa kekuatan...
Cobalah rasakan apa yg kurasa,

Dan kau akan mengerti apa itu kecewa....


Dak, 07.09

Thursday, July 9, 2009

Dendam


Diremang senja yang smakin menua,
resah singgah patahkan ranting-ranting asa

Malam masih terlalu muda saat gambaran waktu
kembali terputar....
membuka perih yg pernah tercipta.

Ah,... dendam ini benar-benar menghisap ku,
akankah aku sanggup sekuat itu ?!
berdiri kaku dan terus mengharap hancurmu...

Dak, 07.09

Monday, June 22, 2009

Kebekuan PanjanG


Seribu santun topengi wajah mu,
Membuatku terbuai dlm pesona "keluguan" mu.
Dlm balutan kata, untaian dusta laksana nyata,
yg berhembus semilir & ciptakan sejuta harap...

Aku yg terlanjur mabuk dlm syair cintamu,
Tak mampu melihat jernih kedalam pekatnya jiwa,
Sampai mata pisaumu mengoyak smua mimpi,
Dan kidung penghianatan lelapkan aku dlm kebekuan panjang.

.....
Kudekap luka tatap kaku jalannya waktu,
Karena kamulah cinta yg paling ingin aku hancurkan sekaligus aku selamatkan.

Dalam dinginnya dendam, ku bakar semua asa...
Agar tak ada lagi khayalan dari serpihan luka,
dan tak ada mantra dlm doa tuk jadikannya nyata,
Karena tlah ku sedekahkan perih ini untuk cinta.

Dak, 06.09

Tuesday, June 9, 2009

PenGhujung Hari


Dipenghujung hari ini,
Aku berharap,
Benar-benar berharap,
Tuhan kan kirimkan hujan di gersang jiwa letih
Begitu deras hingga hanyutkan semua perih

Dipenghujung hari ini,
aku berharap,
Benar-benar berharap,
Tuhan kan kirimkan “penghapus kenangan”
agar dapat ku hapus setiap detik kebersamaanku dgn mu

Dipenghujung hari ini,
Aku berharap,
Benar-benar berharap,
Tuhan kan mengambil rasa ini dari hidupku
agar tak ada lagi dendam luka dalam jiwa lusuhku

Dipenghujung hari ini,
Aku berharap,
Benar-benar berharap…


Dak, 08.06.09

Saturday, June 6, 2009

BerCintA denGaN Hidup

Aku kan terus bercinta dengan kehidupan,
Karena kebahagiaan & kepedihan hanya sebatas rasa.
dan kan kunikmati keabstrakan smua rasa
dari kehidupan.

Aku kan terus bercinta dengan kehidupan,
Karena aku hidup untuk kehidupan
dan ku ikhlas sedekahkan jiwa ini
dalam genggamannya.

Aku kan terus bercinta dengan kehidupan,
Karena akulah tawanan takdirnya
dan tlah ku percayakan jalannya hidup
pada guratan pena-Nya.

dan,...
Aku kan terus bercinta dengan kehidupan,
Sampai kehidupan tak lagi menginginkanku...

dak, 06.09

Saturday, May 30, 2009

SeLamaT JalaN SahabaT


Aku tidak sedang berlari,…
Tapi lutut ku gemetar paksakan kaki tuk tetap berdiri
Pandangi wajah damaimu dalam balutan putih...

Aku tidak sedang menangis,...
Tapi air ini terus mengalir dari mata dan hidungku,
Ketika sadar ini terakhir ku dapat menatap indah senyum mu...

Waktu telah pertemukan kita,
Waktulah yang menjalin begitu banyak rangkaian kisah diantara kita
Dan kini,...
Waktu juga yang pisahkan kita.

Sungguh hidup dikuasai oleh waktu...
Tapi ku ikhlaskan semua susut di telan sang waktu,
Berharap kelak, waktu juga yang akan pertemukan kita kembali
di dalam kebaikan yang abadi...

Sungguh, aku tidak sedang menyesali takdir ini
Karena bagaimanapun aku bersyukur untuk waktu yg telah kita bagi,
Untuk takdirmu dalam takdir ku....

Sungguh, aku tidak sedang menangisi pergimu,...
Tapi biarlah air ini mengalir dari kedua mataku,
Sebagai ucapan selamat jalan untukmu sahabat.


Dak, 05.09
Mengenang kepergian sahabat terbaik sedunia...
Munding sariatmani ( 25.05.09 )

Friday, May 15, 2009

Hiduplah Di Hidupku

Bicaralah semaumu
Bercelotehlah apa saja…
Dan aku akan setia mendengar.

Berulahlah semaumu,
Biarkan senyum, jengkel juga marah & tawaku terumbar
Dan aku akan berterima kasih untuk semua.

Berbagilah denganku sedikit saja dari hidupmu
Akan ku nikmati hidup dan kuingkari semua luka
Jadilah teman sekaligus malaikat di hidupku.


Dak. 12.08

Pintu Langit


Kuketuk pintu langit dengan doa & pengharapan,
Kulayarkan semua sesal di lautan cintaNYA.
Berharap debur ombakNYA pecahkan beku jiwa.

Seribu satu ingin yg terucap, lenyap di terbangkan angin.
Seribu satu rasa yg menyergap, menyeretku ke ambang lelah.

Satu rasa yang tersisa adalah hampa…
Satu ingin yg tersisa adalah matinya semua keinginan,
Karena musuhku adalah rasaku,
Karena deritaku adalah ingin yg tak tergapai…

Kuketuk pintu langit dengan doa & pengharapan,
DilautanNYA kulabuhkan hati koyak ini
Berharap hanya pada cintaNYA kutemukan tepian untuk bersandar.



Dak, 05.09

Saturday, May 2, 2009

DIA

Mencari kunci damai jiwa,
Kutemukan DIA dipojok resah,
Dengan segulung jawaban dari juta'an tuduhanku padaNYA.

Diberinya aku cermin untuk berkaca,
Diberinya aku ingatan untuk mengenang,
Dengan kehendakNYA kusadari smua bodoh, khilaf, dan ketakberdayaan...

Mencari kunci damai jiwa,
Kutemukan diri begitu hina,
Dan stiap bagian hatikupun meleleh,
Saat ku tahu DIA tetap disitu menantiku kembali padaNYA.

Dak, 05.09

Wednesday, April 29, 2009

PiCik

Sipicik berwajah klasik,
Tersenyum licik mengubar baik,
Tanamkan budi tutupi keji.

Sipicik berwajah klasik,
Sesumbar diri paling cerdik,
Nuraninya mati tercekik kekerdilan jiwa.

Sipicik berwajah klasik,
Candui semua yg berbau nista,
Hidupnya palsu penuh sejusta dusta.

Dak, 04.09

Saturday, April 18, 2009

Setia

Dalam keranda semu,
Terlantum lagu para perindu,
Menyayat legam hasrat yg terpendam.

Dalam asuhan waktu,
Dicarinya letih dengan menelisik nyata,
Dibakarnya munafik dengan berbesar jiwa.

Dia yang bicara atas nama cinta,
Terikat citra kata setia,
Membungkus rapih luka dengan sutra.

Dia yang berkuasa atas rasa,
Terus bertahan diatas singgasana lara,
Mabuk dalam kecewa & nestapa...

Dalam keranda semunya,
Dia terlelap dalam keterjagaan rasa,
Teraniaya sempurna oleh kepalsuan cinta.


Dak 04.09

Asuhan Waktu

Lumbung resahku,
Wariskan ladang takut,
Hiasi malam dengan awan kelam,
Membuat ketidakberdayaan lahirkan dendam...

Tapi,...
Air yang mulai mengering di ujung mata,
Bekukan sejuta keinginan itu.


Api jiwaku,
Gemetar membakar setiap kutukan,
Sisakan arang lara dalam balutan ketat norma,
Menukar perih dengan sejuta doa...

Lalu,...
Bayanganmu di hidupku,
Robek dalam asuhan waktu....

Dak, 04.09

Ujian HidUp


Susuri jalan setapak menuju bukit nestapa,
Berbekal sedikit yang bisa dibagi,
Terhirup sisa-sisa hidup dari sebuah tragedi
Nafasku sesak dadakupun koyak....

Pada kekelaman pekat warna lumpur itu,...
Tergambar guratan kesaksian tentang dasyatnya amukan alam,
Pada kebisuan puing-puing diantara lumpur itu,...
Terdengar pekik pilu yg mengakhiri juta’an impian.

Akalku berpendar coba menguraikan makna sebuah bencana,
Menazamkan rasa coba membaca realita,...
Semua membuatku terserap dalam timbunan pertanyaan,
Tak mampu uraikan derita dari sebuah ujian hidup.

Ah,... sungguh tak bisa diterima apalagi dimengerti,
Tetapi tetap harus dijalani dan disyukuri,....
Kehidupan & kematian biarlah tetap jadi misteri,
Pasti ada rencana indah-NYA dibalik smua ini,...


Dak, 03.09

* Turut berduka cita untuk Situ Gintung ( 27 Maret 2009 )

Tuesday, March 24, 2009

Comulo-NimBus



Dikaisnya kata dari keringnya air mata,
Diperahnya rasa dari sisa-sisa derita,
Ratapannya adalah hujaman pedang ditengah luka,
Isak tangisnya adalah simponi dari pementasan sinis drama dunia,...

Meski belum berakhir, satu babak tlah terlewati...
Hamparan Stratus tak lagi dampingi birunya lautan mimpi
Comulo-nimbus-lah yg terus payungi gundah hati,
Pertegas gambaran buram akan masa depan.

Dia yg terlarut dalam cawan pualam duka,
Tak sanggup berkhayal apalagi berharap.
Hanya mampu wariskan stanza kata dlm syair-syair pedih,
Tentang rasa perih yang begitu luar biasa....

Dak, 03.09


*Stratus = langit biru tipis
*Comulus nimbus = awan hitam yg tebal
*Stanza = bait

Tuesday, March 17, 2009

KaLut

Dibalut kalut,
Badai takut menguap ke laut,
Wajahmu menempel lekat di ujung mata,
Inginku kuat akhiri semua...

Dalam balutan kalut,
Aku tersudut pada jalan buntu,
Terlalu letih untuk sekedar berharap,
Pada ingin NYA aku berserah...

Pada puncak kalut,
Aku dibawa pada kebaikan NYA,
Dibukakan mata tuk temukan jalan pulang,
Diberinya kekuatan tuk berdiri & lanjutkan perjalanan...

Dak, 03.09



Thank’s GOD tuk waktu yg tlah terlewati...

WajaH Dgn SenyuM

Wajah dengan senyum itu,
Mengarsir warna pelangi di kaki langit
Tapaki lorong sempit jalannya takdir
Dalam kebisuannya ribuan harap termohonkan...

Wajah dengan senyum itu,
Merangkai ribuan bentuk keabstrakan rasa
Meredam genderang perang yg memekakkan telinganya
Dalam ceruk lesung pipi diikatnya semua gundah

Wajah dengan senyum itu,
Tertawa getir samarkan nyata...

Dak, 03.09

Tuesday, March 10, 2009

DaLam DiAm



Dalam diam,
hatinya basah kuyup digenangi air mata,
tapi jiwanya,...meranggas terbakar,
di sulut luka di kipasi kecewa,
dan kegelisahannya tak pernah lelap oleh buaian malam.

( dia yang terjerat & terperangkap dalam kepalsuan,...
terus terjaga dalam derita... )

Dalam diam,
diikatnya warna kelam pada impian buram,
tulikan hati meramu resah,
kosongkan rasa dan lahirkan ratusan ribu kutukan,
menatap gamang bayangan pucat wajah takdir....

Dalam diamnya,...
aku prihatin
akan lamanya waktu yang menyiksa.

dak, 03.09

Tuesday, March 3, 2009

MenunGgu WakTu



Mengunggu waktu,...
Tersesat dalam barak penantian,
Tak ada sekat antara asa & keraguan,
Semua saling tumpuk mengisi resah.

Dalam balutan angan-angan...
Kupersembahkan hidup pada kematian,
Membeku kaku lepaskan malang,
Lalu mencair aliri darma jiwa.

Mengunggu waktu,...
Inilah hidup itu dan,
Kubiarkan diri didikte kehidupan.

Dak, 03.09

1/3 MalaM

Di 1/3 malam,...
Ujung lidahku kelu,
Bibir gemetar bisikan kata-kata pujian,
Yg ku curi dari kitab-Nya.

Di 1/3 malam,...
Kukunci diri dalam ruang sesal,
Sembunyikan malu,
Akui sejuta khilaf.

Di 1/3 malam,...
Meski mungkin sia-sia,
Ku coba beningkan hati & sisipkan permohonan,
Karna ku tahu DIA ada dan mendengar...

Dak, 03.09

Monday, February 23, 2009

KarAm

Terbangun linglung,
Ku dapati cinta berbuah kebencian,
Dipenuhi ratusan ribu nanar,
Akupun tenggelam dlm kesangsian akan hari depan.

Dalam kalap jiwa yg kau jebak,
Ku tata luka dan berdiri patahkan rasa,
Kenakan busana baru rajutan dendam,
Dan penuhi tangki-tangki doa dengan kutukan.

Tak ku lihat warna selain buram,
Setumpuk nilaipun sirnah di benam nafsu,
Sungguh, aku tertawan & karam,
Dalam lubang sempit bernama kekecewaan....

Dak, 02.09

Tuesday, February 17, 2009

JaLaN PuLanG

Pernak pernik sinar pelangi yang memancar dari setiap kata2mu, membuat tipuan picikmu kibaskan ragu...
Akupun terlempar dari gapura kesucian,
Terlilit ketat dosa dan berkobar hangus dalam pelukan iblis jiwamu,
Smua ragu terjawab dgn terlambat...,
Tinggalkan diri dlm kepungan gelap dan tak lagi tau jalan pulang....

......

Hanya karena Rahmat-NYA lah langit membiru’i rapuh hati...
Dalam beratnya beban kecewa, nafas terhembus ringan,
Kesadaran’pun berbisik lewat ketidaksadaran...
”terima kasih untuk kekecewaan & perih luka ini....”
... karena semua bukan hanya buka’kan mata butaku,
tapi juga tuntun aku menemukan jalan ”pulang”...”


Dak, 02.09

Monday, February 16, 2009

NoDa ZamaN

Tembok tebal bersekongkol dengan iblis tuk tutupi lebatnya perdu dosa,
Hingga para pendosa terbelenggu rantai maksiat dan tak lagi sanggup akui dosa.
Kehinaanpun lahirkan kehinaan....

Bintik-bintik noda zaman lemahkan nafas nurani,
Kedengkian adalah tameng yang terus menutupi keimanan.
Ah,... mungkinkah nafsu telah mampu mendikte hati kita
dan mengubah keindahan menjadi kehinaan...

Dak, 02.09

Monday, February 9, 2009

AkhiR

Kuncup dedaunan hijaui gersang savana hati,
Tiupan angin yg dipadu gerimis alunkan karya indah simpony alam,
Ratusan bias warna pelangi percantik senja hari ini.

Sempurna,...
Kubungkus dendam dengan kain kafan keikhlasan,
Dan menghanyutkannya dengan sisa air mata.
Satu kisahpun berakhir sudah.

Dak, 02.09

SePi

Tak ada warna di dalam mendung kecuali kelam,
Tiupan anginpun datar dingin menggigit.
Dalam kebisuan perang dari hati yang sama2 membatu
Akulah yang kau paksa mengalah,
Membayar lunas perbedaan dengan menahan tusukan2 kecewa.

Dibatas cakrawala awan hitam lahirkan rintik
Lenggang, akupun melenggang gamang dalam gerimis,
Dibalut luka diselimuti sunyi.
Ah,... ternyata sepi itu juga indah...

Dak, 02.09

KoPi

Sipenikmat kopi pejamkan mata,
hirup wangi aroma arabika,
Seteguk hitam meluncur lambat,
Hangatkan lorong2 rongga dada.
Bawa nyaman setiap tarikan berat nafas.

Khayalpun terbang tinggi, gapai maya lampaui nyata...
Sipenikmat kopi ciumi kebebasan imajinasi,
Yang terangkul dari setiap tegukan, aroma, dan rasa pekatnya kafein.

Dak, 02.09

Monday, February 2, 2009

RemBulaN SepoTonG

Sepotong rembulan menebar cahaya,
Berkilau sinari hati yang dimabuk luka & penyesalan,
Bias warnanya menyulam imajinasi resah,
Tapi ketakutan bentangkan sayap ragunya,
Lalu menjauh pergi bersama nyanyian kemenangan iblis.

Sepotong rembulan sinari rapuh kalbu,
Sucikan pijakan langkah,
Tuntun kaki dekati sang kekasih,
Tepiskan risau galau hati...

” Bukankah telah kami lapangkan dada mu ” ( QS 94 : 1 )


Dak. 02.02.09

SajaK sanG PenGhianaT

Sang penghianat tersenyum kantongi ribuan nafsu,
Dustanya mengalir banjiri gersang jiwa peragu,
Irama nafasnya ádalah tikaman belati,
Yang mengoyak tulus, hancurkan hati.

Sang penghianat bergetar nikmati kemenangan liar,
Mekarkan ratusan ribu kuntum nafsu,
Buahkan juta’an dosa dan penyesalan,
Membunuh mati jiwa para peragu buta.

………

Tapi,….
Sang penghianat lupa hukum keadilan-Nya,
Merasa mulia meski dibanjiri kutukan,
Sampai simalakama ranum terhidang untuknya,
Harumnya mantap menancap jiwa busuknya,
Ratapannya sehina tubuh dan otak kotornya.

Dak, 02.02.09

Thursday, January 29, 2009

SajaK sang WaKtu

Di mimpiku, laut begitu merah oleh amarah yang terbaur menyatu rata dengan darah.
Rasanya jadi bertambah asin diguyur hujanan airmata.
Sedang suara “maafmu” timbul tenggelam ditelan debur ombak dari kumpulan buih-buih luka yg kau toreh.

Detik terus berdetak, meski lamban waktu tetap berjalan.
Sementara diduniaku, malam tak pernah surut dan impian buruk itu terus ada di dalam kejayaannya yang merajam kejam kegelapan,
Sedang nyata hanyalah maya yang sesekali datang menyambangi.

Di takdirku, cinta adalah kasih sayang tulus, murni, penuh warna dan juga putih suci seperti kuntum-kuntum mekar melati.
Tapi di takdirku juga kau rubah cinta menjadi mimpi buruk yg penuh dengan luka, kebencian, dendam sekaligus penyesalan.

Demi waktu yang berputar dan melaju maju,…
aku akan bertahan menanti cahaya pagi.
Menguntai luka asa yang kau paksa ada,
Tautkan detik Demi detik dan bertahan lalui setiap gulungan waktu.
Sampai akhirnya kau mendidih di jerang karma.
Dan semua angkuhmu menguap hilang diterbangkan nyata.

Di antara reruntuhan impianku, ada asa tentang waktu.
Waktu yg kelak kikis habis amarah juga dendam.
Tamatkan malam dan bebaskan aku dari belenggu mimpi2 yg kau beri.


Dak 01.09

Wednesday, January 28, 2009

BiNtanG Asa


Ditemani satu kejora di barat daya,
Cahayanya memantul dan berenang bersama juta’an buih asin...
Asaku berpendar keseantero malam,
Berharap kau tau,
Bahwa rasa ini mulai bertunas dan meresahkan....

Dak. 27.01.09

PaGi

Bintang bersinar terangi gelap,
Lalu pekat tak lagi menakutkan.
Lewat mata malam iblis terus ikuti langkah,
Tapi ku tau malaikatNYA ada jaga aku.
Dan aku tau pagi ada disana menantiku...

Dak, 19.01.09

KaMu

Ketika kembali dijajah pesonamu,
Masa lalu tak lebih dari cerita.
Air mata maafmu adalah rintik candu yg mengalir membius rasa.
Mengganti sakit, keringkan luka.

Ketika bosanmu kembali hadir,
Sengaja atau tidak, kau sibak smua trik sesalmu.
Tancapkan luka baru tepat ditempat yg lama.
Lalu asal, kau minta aku lupakan mu....

Hampa adalah kado abadi yang kau beri,
Yg slalu menyapaku setiap pagi,
Dan temaniku habiskan hari.

Tapi sungguh, aku tak bisa mengganti rasa ini,
dengan kebencian ataupun dendam.
Karna sungguh, kau mengikat mati akalku
dengan pengertian akan rumitnya kenyataan.

Dak. 19.01.09

poem 2008

Sang PreDatoR

Aku menari ikuti liukan nada pilu seruling bambu,
Larut dalam dawai sunyi reruntuhan mimpi,
Sesekali tertawai diri iringi isak sengau nyanyian hati.

Sementara dalam keruh tenang,
Predatorku kembali terpekur “nyaman” di dasar rawa
Teteskan liur beku sedingin pekatnya nafsu
Mematung menunggu “aku” yang lain…

Dalam rancak acak tarianku,
Kau bisikan bayangan nyatamu lewat angin yg menderu perih ketelinga,
“ menarilah sayang, lupakan semua harapan tololmu !!!
Karena akulah sang predator dan karma bukanlah bagian dari takdirku “

Aku terus menari menata kaki ayunkan jemari,
Tersihir irama luka buaian seruling bambu
Lahirkan galau yg lengkapi kisah dlm bingkai buntu waktu
Karena ½ dari takdirmu adalah takdirku.

………
Kuikat warna kelam pada selendang impian yg pernah kau beri
Lalu tertawai diri iringi isak sengau nyanyian hati.

Dak 12.08



CinTa

Kuberikan hati & setiaku hanya untuk cinta,
Tapi dia dengan sejuta perangkapnya
malah membuatku terus terjaga dalam derita…
Lalu kupupuk benci & dendam untuk cinta,
Tapi dia dengan sejuta kenyataannya
malah smakin menguatkan rasa sayang yg terlanjur ada.

Duhai,…
Bukankah cinta itu seputih & semurni ketulusan rasa ?!
Lalu mengapa dia menyelimutiku dengan debu keraguan
yang begitu tebal.
Dan mengubah sang waktu menjadi samurai tajam
yang menikam tepat di jantung takutku.

Duhai,…
Bawalah jauh cinta ini dari fananya hidup.
Karna kulelah & muak mencium bau kepercayaan
yang dihembuskan oleh tipuan khayal cinta.
Dan sisakan bayangan pucat wajah takdir
yang menyeretku pada nisan kematian rasa.

Dak 12.08


Nyata

Nyatalah yg kini tengah memelukku erat,
Mencengkeram matinya rasa & menampar kesadaran.
Tapi nyata jugalah yg membawaku pada lingkaran hidup ini
yg terus tuntún aku untuk berputar kembali pada mu.

Nyatalah yg membawa semu ini bergulir,
Hidup hanya bias dari pengingkaran akan hidup.
Nyata jugalah yg membawa “setia” pada kutukan.
Tinggalkan denting sunyi yg mengoyak melodi keagungan cinta.

Ya,… inilah nyata itu
Akulah tawanan takdirmu…

Dak. 12.08


Hiduplah di hidupku


Bicaralah semaumu
Bercelotehlah apa saja…
Dan aku akan setia mendengar.

Berulahlah semaumu,
Biarkan senyum, jengkel juga marah & tawaku terumbar
Dan aku akan berterima kasih untuk semua.

Berbagilah denganku sedikit saja dari hidupmu
Akan ku nikmati hidup dan kuingkari semua luka
Jadilah teman sekaligus malaikat di hidupku.

Dak. 12.08


Kubangan LarA

Senja beranjak,…
Jutaan detik bergulir lambat dalam remang malam
Impian yg kau janjikan tak jua menyambangi
Dalam dekapan luka & gelapnya malam,
cahaya tinggalah roncean asa yg mengering lusuh
Membuat langkah makin tersesat dalam pekat dustamu

( Andai saja ikhlas itu ada …..
Pasti sudah kulewati malam meski dgn hujanan air mata,
Pasti sudah kutatap fajar meski dgn ½ keyakinan )

Dalam lingkaran kehidupanku,
Ada tempat dimana luka abadi dalam kubangan lara.
Dimana kesetiaan tersalib kepalsuan cinta….

Dak, 11.08


Berdamai DgN TakdiR

Ku dekap luka dan mulai berdamai dengan takdir,
Coba muntahkan semua rasa,
Akhirnya perlahan beban ini terurai....
( bukankah hal utama terlatak pd akhir ? )

Bayang2 ketakutan masih nyata bergelantungan di kaki perih,
Sementara diujung kalutku, kau terus sunggingkan senyuman,
Begitu khusu kau nikmati ratapan dalam diamku...
( bukankah "diam" juga menyimpan suara ? )

Tapi semua memang belum benar2 berakhir,
Dan dalam diamku, kupenuhi hidupmu dengan kutukan.

Kudekap luka dan berdamai dengan takdir,
Ada keyakinan yg terus berdengung direruntuhan asa,
Pada akhirnya kelak smua kutukan menjadi doadan smua beban terurai sempurna.

Dak, 10.08


SesaL

Di Ujung pantai senja tak jua bergeming,
Tebarkan jingga kelam kemanapun kepala tengadah,
Rintik hujan membuat buih smakin berbusa,
Dipinggir karang, tetesan samudra menghantam tajam…

Aku berteriak dalam kebisuan yg mereka bilang lugu,
Tantang luka basahi perih,
Aku menangis mengenang semua…
Kucurkan sesal yg berkali-kali membunuh jiwa mati ini.

Dak, 10.08


KitA

Kita sepasang berjalan menuju pantai
Tersihir warna warni sempurna sang senja
Berlari tanpa arah & alas di hamparan pasir berkerikil

Kita sepasang berdiri gamang menanti badai
Dibibir pantai yg dipenuhi ratusan ribu aturan
Sekarat,… menunggu ajal ditemani penghianatan & pengampunan

Kita sepasang saling tatap teriaki takdir
Membayar mahal harga sebuah perbedaan
Gadaikan rasa jadi budak ketidakberdayaan

Kita sepasang melangkah gontai dekati malam
Lepaskan genggaman menuju kekegelapan….

Dak, 06.08


KangeN

Aku kangen,…
Tapi ikatan luka yg membelenggu hati dgn simpul mati ketakberdayaan,
Memaksaku untuk menjadi munafiq
Dan menelan rasa ini sendirian.

Aku kangen,…
Berada dalam dekapan cintamu
Yang membawaku pada permainan abu-abu
Dimana hitam dan putih tersamarkan rata.

Aku kangen,…
Pada hati yang telah menghancurkan hatiku.

Dak, 06.08


Kisah Kita

Malam berlalu,
Tapi kisah kita masih juga belum berakhir.
D’javu mimpi yang terus berulang
Menjerat & mengikatku pada tiang takdirmu yg gelap.

Senja adalah gerbang tempatku terpaku teteskan lara
Mematung dalam luka & ketakutan
Untuk setiap keingkaranmu....
Kupenuhi hatimu dengan kutukan

Malam-malam terus berlalu,
Tidak ada TAMAT untuk kisah kita.


Jakarta, 07.08


BeRTaHaN

Mungkin karena lukalah aku bertahan,
Ada asa untuk setiap tetes darah & nanahnya.
Yang mencengkeram erat kematian rasa
Dan bara yang kau sulut,… tak kan pernah padam oleh ketakberdayaan.

Mungkin karena ketakberdayaan jugalah aku bertahan,
Ada banyak doa & penyesalan untuk setiap tetes air mata.
Beban ini begitu berat & menenggelamkan aku pd lautan yg sama.
Menjadikan aku tawanan takdirmu yg hina & gelap.

Kamu paksa aku menopang beban ini slamanya,…
Tapi DIA tidak akan meninggalkan aku dlm kebodohan & ketidakadilan.
Yang pasti hanya atas kehendakNYAlah aku bertahan…

Dak, 19.02.08


PejaLaN

Aku pejalan,
Kutapaki garis takdir hidupku
Setiap langkah adalah rahmat

Sempat langkahku terhenti
Saat kau ketuk palu lalu pergi,
Tinggalkan smua mimpi yg kau beri

Tapi aku adalah pejalan,
Dan aku akan terus melangkah maju
Sampai batas garis takdir ku

Dak, 04.08


KePeRgIaN

Senja itu senja tidak lagi jingga kemerahan,…
Tamparan petir mengubahnya berwarna kelam.
Dan aku, Aku berada tepat disisinya saat tiba-tiba semua berakhir,

Penderitaan & kesakitannya berakhir,…
Kecemasan & ketakutannya berakhir…
Dia tersenyum dalam kedamaian yang menjemputnya,
Meninggalkan aku dengan semua rasa ini.

Aku berbisik lembut ditelinganya meredam perih yg tiba-tiba mendera.
Aku mohon agar dia mau memaafkan aku,
Untuk ketakberdayaanku mengupayakan yang terbaik di hidupnya,
Untuk luka yg ku buat disakitnya,
Untuk kekecewaan & kecemasan yang ku bawa di kehidupannya,
Untuk kedatanganmu yg menikam pedih kejantung lemahnya,

Dalam kebisuannya dia tersenyum lembut,…
Aku terus berbisik dan memohon,…
Agar dia mau membuka matanya dan membalas peluk ciumku,
Aku berjanji untuk tdk rapuh lagi & slalu kuat dalam keadaan apapun.
Aku juga menjanjikan banyak hal....

Tapi dia tetap diam.
Bahkan saat aku mulai berteriak memanggil-manggil namanya
Menangis dan memohon….
Terus memohon….
Dia tetap diam ,…

Hanya suara hujan diluar sana yang menjawab semua permohonanku.
Dalam diamnya dia bebas dari semua beban yang menghimpitnya.
Dalam lelah lirih aku berbisik…
Nda,… mengapa tinggalkan aku dengan semua ini ?

Dak, 01.08

poem 2007

“Beda”


Aku terjajar,
Terdiam di sudut kehampaan.
Bukankah Cinta itu adalah Pelangi penuh warna
Senja dengan semburat jingga sempurna
Tapi mengapa dlm dekapan kami hanya ada 2 warna sama
Hitam,
Dan hitam.

Aku terjajar,
Terjatuh ditampar kenyataan
Begitu mahal harga yg sudah kami bayar
Untuk menjadi tidak munafiq seperti sekarang
Entah berapa lagi yang harus kami keluarkan
Untuk bisa tetap bersama menjaga rasa.

Aku terjajar,
Bersimpuh dalam ketakberdayaan
TUHAN, akankah kami sanggup melunasinya
Harga dari sebuah “perbedaan”

Jakarta, Maret 2006


“Batas”

Pada batas penantian.
Aku lelah,..
Bersandar pada dinding keyakinan.
Yang kian menipis dikikis waktu

Pada batas penantian
Ada sesal dalam diam
Yang membuatku terpuruk dalam kesunyian
Menanti asa yang pernah kau samarkan

Pada batas penantian
Banyak tangis yang harus kuredam
Banyak luka yang harus kusembunyikan
Untuk setiap kenangan yang kau sisipkan

Pada batas penantian
Adakah kau dengar rintih kesangsian
Atas kesetiaan yang mulai memudar
Diterpa ribuan malam pergantian.

Jakarta, Maret 2007




“Maaf”

Demi kebaikan & masa depan,..
Patutkah aku mencairkan hati dengan melupakan “semua”…
Lalu, bagaimana aku belajar dari kebodohan & kenaifanku ?

Beribu maaf yang pernah kau mohon,
Beribu maaf yang pernah kuberikan,
Tak pernah memiliki arti
Karena disetiap maaf aku selalu melupakan kesalahan

Kali ini ijinkan aku yang memohon maaf
Karena tak kuasa lagi menerima hujanan kecewa yang kau beri,
Terpancing perih dan membuka semua luka

Ribuan cerita yang terlanjur ada dan kau ukir perih
Ribuan kisah yang membawaku pada ketakberdayaan
Tidak membuatku mengerti arti “cinta” yg dulu kau tanamkan
Juga cinta tulus yg pernah kurasa dan kini mulai mengikis…

Ah,…andai saja bisa,
Akan kubagi setiap bagian dari cerita kita
GRATIS kepada siapapun yg ingin mendengar sampai habis taktersisa

Demi kebaikan dan masa depan,…
Mampukah aku mencairkan hati untuk melupakanmu ?

Jakarta, Juni 2007



“ LAra “

Senja terlewati dengan secangkir kopi panas,
Gemericik hujan, dan untaian kata penyesalan
yang kau kalungkan abadi di ingatanku
Hangat,…
Kau pahat hatiku dengan asa tanpa batas
Setiap kata adalah sihir berselimut puisi

Lalu aku lupakan semua luka, sakit & penghianatan


Dingin,…
Kembali kau rampas “hidup” dalam kehidupanku
Kali ini dgn luka yg membebani setiap helaan nafasku
Seringai kemenanganmu membayangi setiap langkahku

Katamu “ aku memang BAJINGAN, dan kamu tau itu… “

Lara tercabik,
Nurani menjerit meratapi nasip, takdir & hidup
Kenyataan adalah duri yang menari liar diatas luka

Jakarta, Agustus 2007


“BuNdA”

Nda,….
Mata air, air mata ini tak akan berhenti mengalir
Bunga-bunga kecewa akan selalu menebarkan wangi lara
Bila engkau masih terus mencuri tatap & meneteskan perih

Nda,…
Hidup ini adalah bagian dari kehidupanmu
Tapi takdir ini adalah milikku sendiri
Kesakitan ini adalah bagian kisah yang harus aku jalani

Nda,…
Jangan tangisi kehidupanku
Jangan sesali aku dalam hidupmu….

Jakarta, Agustus 2007


Keluhan’ku

Dalam diam aku terus mengeluh.
Ribuan aksara membanjiri sungai batinku.
Sebagian menggenangi hatiku yang koyak.
Sebagian lagi menjadi kubangan luka yg mengendap di kepala.

Ini aku yg bertahan lugu didekap fatamorgana cintamu.
Kuhakimi kebodohan dan ketakberdayaanku.
Dengan air mata penyesalan,
Kualiri ladang dendam yg kau tanam dari bibit penghianatanmu.

Ah,…andai saja sanggup dan mampu
Pasti sudah ku janjikan luka untuk kau yg telah melukai,
Pasti sudah ku berikan penghianatan untuk seorang “penghianat”,

Tapi aku,…
Aku hanya mampu mengeluh dalam diam
Tenggelam dalam timbunan kecewa.


Dak, 11.07


Dalam Keluhanku

Dalam keluhanku, ku tau DIA mendengar…
Ku dekap kedekatanku padaNYA
DIA yang selalu ada diantara aku & serpihan hatiku

Dalam keluhanku, ku tahu DIA tidak marah
Meski banyak kupertanyakan “dimana keadilan itu…”
Meski aku begitu rapuh & memohon banyak hal

Dalam keluhanku, ku tau DIA tidak tinggal diam
Karena ku percaya hukum keadilanNYA
Dan kau akan tetap hidup untuk membayar semua

Dalam keluhanku, ku tau DIA mengerti aku
Ku percayakan rencanaNYA atas hidupku
Karena DIAlah sebaik-baiknya pembuat rencana
Pada kehendakNYA kuyakin semua kesakitanku sirnah.


Dak, 11.07


LukA

Karena cinta, luka, & sejuta rasa yang kau racik sempurna
pada cawan takdirkulah aku bertahan,…
Berselimut kepercayaan & asa, ku hadapi derasnya kekecewaan
Seperti akar rumput liar di tengah kemarau tanpa ujung
Aku tidak hidup, juga tidak mati….

Pastilah maut sangat menyayangiku hingga masih aku disini
Meski kini kau ada diantara asa yg ingin ku gapai sekaligus ingin kulupakan
Seperti senja yg tak pernah beranjak malam
Lukaku menguat dan membentuk dendam pilu
Karmamu, apa itu arti aku bertahan ?

Bang,…
Perbedaan kita apa juga sebuah kesalahan ?
Memaafkan & terus mengerti kamu, apa sebuah kesalahan ?
Lalu,… mengapa kau beri cinta & impian semu
Mengapa kau tumpahkan airmata ku & pergi menjauh

Dak, 08.07


KepaLsuaN

Kau bawa aku pada jalan ini
Begitu terjal dan membuat banyak luka
Kau terus memeluk ku dengan kepalsuan yang kupercaya,…

Bukankah telah ku bayar “impianmu” dengan hidupku ?
Bukankah telah ku lunasi “asa mu” dengan takdirku ?

Kau campakkan aku di jalan ini
Setelah semua terkorbankan
Masih juga kau siksa aku dengan jutaan sesal
& segudang dosa yg kau tinggalkan


Dak, 09.07

Khayal Nyata

Kupeluk dia dalam khayal nyata.
Luruh dalam rasa yg membuncah raga.

Dan angin hanya perdengarkan dentingan terindah,
Dalam diam mu mengalir senandung rindu yg begitu merdu.
Sungguh, aku hanya bisa menikmatinya dengan air mata…

Dipangkuanmu aku jatuhkan semua lelah,
Berharap waktu terhenti mati.
Nda, andai khayal ini nyata,……

----------

00:23
Ku basuh tubuh dari kotornya jiwa,
Kenakan putih tutupi hina.
Rebahkan angkuh jatuh bersujud di hadapan-MU.

00:23
Diatas satu-satunya harapan yg tertinggal,
Kubalut jiwa rapuhku dgn untaian doa suci,
Lalu gemetar paparkan resah atas setumpuk sesal.

00:54
Kubasuh wajah tutup doa penuh dgn rasa sesak perih tak terkira.
Rabb, ikhlaskan aku atas kepergiannya…

Dak, 01.01.09

Tuesday, January 27, 2009

me
















CiNtA




Kuberikan hati & setiaku hanya untuk cinta,
Tapi dia dengan sejuta perangkapnya
malah membuatku terus terjaga dalam derita…
Lalu kupupuk benci & dendam untuk cinta,
Tapi dia dengan sejuta kenyataannya
malah smakin menguatkan rasa sayang yg terlanjur ada.

Duhai,…
Bukankah cinta itu seputih & semurni ketulusan rasa ?!
Lalu mengapa dia menyelimutiku dengan debu keraguan
yang begitu tebal.
Dan mengubah sang waktu menjadi samurai tajam
yang menikam tepat di jantung takutku.

Duhai,…
Bawalah jauh cinta ini dari fananya hidup.
Karna kulelah & muak mencium bau kepercayaan
yang dihembuskan oleh tipuan khayal cinta.
Dan sisakan bayangan pucat wajah takdir
yang menyeretku pada nisan kematian rasa.

Dak 12.08

SanG PreDatoR

Aku menari ikuti liukan nada pilu seruling bambu,
Larut dalam dawai sunyi reruntuhan mimpi,
Sesekali tertawai diri iringi isak sengau nyanyian hati.

Sementara dalam keruh tenang,
Predatorku kembali terpekur “nyaman” di dasar rawa
Teteskan liur beku sedingin pekatnya nafsu
Mematung menunggu “aku” yang lain…

Dalam rancak acak tarianku,
Kau bisikan bayangan nyatamu lewat angin yg menderu perih ketelinga,
“ menarilah sayang, lupakan semua harapan tololmu !!!
Karena akulah sang predator dan karma bukanlah bagian dari takdirku “

Aku terus menari menata kaki ayunkan jemari,
Tersihir irama luka buaian seruling bambu
Lahirkan galau yg lengkapi kisah dlm bingkai buntu waktu
Karena ½ dari takdirmu adalah takdirku.

………
Kuikat warna kelam pada selendang impian yg pernah kau beri
Lalu tertawai diri iringi isak sengau nyanyian hati.

Dak 12.08