Di mimpiku, laut begitu merah oleh amarah yang terbaur menyatu rata dengan darah.
Rasanya jadi bertambah asin diguyur hujanan airmata.
Sedang suara “maafmu” timbul tenggelam ditelan debur ombak dari kumpulan buih-buih luka yg kau toreh.
Detik terus berdetak, meski lamban waktu tetap berjalan.
Sementara diduniaku, malam tak pernah surut dan impian buruk itu terus ada di dalam kejayaannya yang merajam kejam kegelapan,
Sedang nyata hanyalah maya yang sesekali datang menyambangi.
Di takdirku, cinta adalah kasih sayang tulus, murni, penuh warna dan juga putih suci seperti kuntum-kuntum mekar melati.
Tapi di takdirku juga kau rubah cinta menjadi mimpi buruk yg penuh dengan luka, kebencian, dendam sekaligus penyesalan.
Demi waktu yang berputar dan melaju maju,…
aku akan bertahan menanti cahaya pagi.
Menguntai luka asa yang kau paksa ada,
Tautkan detik Demi detik dan bertahan lalui setiap gulungan waktu.
Sampai akhirnya kau mendidih di jerang karma.
Dan semua angkuhmu menguap hilang diterbangkan nyata.
Di antara reruntuhan impianku, ada asa tentang waktu.
Waktu yg kelak kikis habis amarah juga dendam.
Tamatkan malam dan bebaskan aku dari belenggu mimpi2 yg kau beri.
Dak 01.09
Thursday, January 29, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment