Sunday, September 27, 2020

SUDAHI SAJA

ayolah, 
samasama
kita sudahi saja 
semu yang mendikte anganan kita

ya, kita hentikan semua
perjalanan yang melelahkan jiwa
pun tak membawa langkah kemanamana
hanya berkubang di lubang luka

duhai segala
yang meranggas liar di gersang jiwa
dan kian tak jelas nahkodai rasa ini hanya
kian membelenggu kita 
dengan ikat kuat cerita lama
dan pendamkan raga
ke dasar dendam ke panas air mata

..............
sudahi saja


Dak, 2020

RUMPUT LIAR

tak apa, luapkan saja semua duka 
teriakan keluh kesah resah
pun takutmu pada nyata
ya, sungguh tak apa
menangislah sekuat kau bisa
aliri ceritamu dengan air mata

aku ada, disini tuk mendengarnya
hujanan kecewa dan lantang tanya
sampai sumpah serapah serta kutukmu
pada semua yang menjajah rasa
ya, aku akan selalu ada berharap bisa
sedikit banyak lepaskan yang menyesak
menghapus yang meluruh
dan memeluk dengan hati penuh

dengar aku kawan
kita adalah rumput liar
sepanjang gersang apapun kemarau membakar
sedingin apapun musim membekukan
kita akan tetap bertahan dan hidup
memanjangkan daun mekarkan kembang

DAK,  2020

Tuesday, September 15, 2020

MERAPUH UTUH

aku jelas melihat seringai senyum di wajah klasiknya 
sesaat sebelum dia beranjak pergi 
membawa tarik mimpi
aku terdiam diamuk rasa
mencoba tegar dalam gemetar kuyup jiwa

...di ujung jalan kulihat langkahnya mulai gontai
sesekali terdiam namun tak jua menoleh kebelakang
dan tak ada yang kupinta selain kepergiannya
yang merobeki merah marahku
teteskan bening bisu

tuan,
sejahat apa kau perlihatkan licik, 
sekeras apa kau tanam kebencian 
sekencang apa kau tiup api dendam
percuma...
sia sia
karena meski buta 
cinta dengan caranya 
jernih melihat nyata.

DAK, 2020

Sunday, September 13, 2020

TANPA NADA

dan akan kuteriakkan cinta kita
meski tanpa nada 
tanpa notasi 
sejuta satu norma menentang 
pun bahkan jika kau berbalik tinggalkan asa
ingkari mimpi-mimpi demi semua kecuali kita
 
ya sayang
lantangkan saja  kutanyakan pada dunia
mengapa ada aturan pisahkan kita
atas nama apapun..? 

bukankah cinta harusnya ada.. 
entah bersama, rana dan atau bahagia.

DAK, 2020

Friday, September 11, 2020

Membuka Laci Lama

aku ditegur hati
ketika mulai kukuliti sepi
yang telah begitu setia menemani
nyaman sudah kunikmati
di guliran harihari

aku diingatkan nyeri
ketika luka perlahan kubuka
dan mimpimimpi purba menyapa
silih berganti , gambarannya bermain di kepala
sunggingkan tawa, seringaikan lara
membawaku kembali 
ke sudut hampa

aku terdiam dipermainkan rasa
kubiarkan jiwa tapaki lagi masa demi masa 
kubaui lagi asa, juga kecewa
ini kali tanpa linangan 
air mata

duhai hati
seprihatin apapun dunia pada kita
sesepi apapun sunyi memeluki nyata
bertahanlah saja!


DAK. 2020

Thursday, September 10, 2020

JANJI

Malam dalam, 
Engkau datang menyibak benak 
Parau kisah kau gambar, 
ruangku bergetar 
Setelah luka sama kau tak pulih 
Sebab warna salah pilih

Lalu kau memaksa janji, 
bahwa tangan harus selalu bertaut 
pada simpulan leluka kisah dan rasa takut 
luka sama datang kali kedua 
kerana cinta selalu menjejak duka 
…katamu. 


Malam melambat, 
Ikrar padamu kuikat, 
pada demarkasi mimpi 
Antara adamu-adaku, 
lukamu-lukaku 
Sepadan! 

Dan kau takkan kutinggalkan 
Dalam urai tali serupa 
Untuk selamanya 

“lalu kubisikan sebaris kalimat laknat 
bahwa aku akan tetap mencintaimu, 
meski harus separuh dariku 
menghangus pada hilangmu” 

Biska, 0920

Tuesday, September 1, 2020

Hanya Rindu

mendebar rasa ketika lembut kenanganmu menyapa 
ahh ya, mana bisa kau benarbenar kulupa 
duhai pelukis bahagia 
yang pernah ada dan mengukir canda tawa
pun meski di akhit pahatkan luka kecewa 

dan seperti biasa... 
tak mampu ku sangkal pelukan abstrak rasa 
yang hangatnya mampu bekukan jiwa 
pun tanpa airmata kusenyumi nyeri luka

tuan, sungguh tak ada yang ingin ku ulang 
aku hanya rindu tak lebih tak kurang

Dak, 05.20