Tuesday, September 15, 2020

MERAPUH UTUH

aku jelas melihat seringai senyum di wajah klasiknya 
sesaat sebelum dia beranjak pergi 
membawa tarik mimpi
aku terdiam diamuk rasa
mencoba tegar dalam gemetar kuyup jiwa

...di ujung jalan kulihat langkahnya mulai gontai
sesekali terdiam namun tak jua menoleh kebelakang
dan tak ada yang kupinta selain kepergiannya
yang merobeki merah marahku
teteskan bening bisu

tuan,
sejahat apa kau perlihatkan licik, 
sekeras apa kau tanam kebencian 
sekencang apa kau tiup api dendam
percuma...
sia sia
karena meski buta 
cinta dengan caranya 
jernih melihat nyata.

DAK, 2020

No comments:

Post a Comment