Dikeremangan senja yang semakin uzur
resah singgah patahkan penyanggah asa
bingkai-bingkai asmara yang kita lukiskan berdua
koyak cabik terburai hianat dusta kata belaka
pecah...,porak poranda
malam masih terlalu muda,saat senandungkan pilu
rotasi waktu terus bergulir, tak perduli ia !
membuka lembar perih, luka lama terlahir kembali
menganga lebar
aah..
dendam ini benar-benar menghisap dan membakarku
hati nurani dan belulang tlah hangus menghitam
bersetubuh dengan kesumat kebencian
pada relung selimut pesimistis
mengintip bias cahaya purnama, pun harap terkemas tanya
..................
masih kan bertumbuhkah
tunas cinta penyejuk kalbu ?
dalam dahaga...
20.11.09 - balam -
salam
MasAbodDoLAH-Dwi Andari
Tuesday, December 29, 2009
Saturday, December 26, 2009
Kita dan Cinta
: Kamu
Begitu dalam tanamkan rasa
Benci dan cinta kau paruh rata
Menggantung_ku dalam dilema
Koma dalam dekap ketat kecewa
: Ragu
Begitu lemah mempengaruhi_ku
Hingga percaya dan luruh pada cintamu
Melanglang maya terbuai harapan palsu
Ditampar nyata terhempas beku
: Aku
Begitu buta siasia mengutuk cinta
Berharap kau bahagia sungguh tak bisa
Pun mengharap hancurmu tak mampu
Realita cinta rumit menyiksa
Dak, 12.09.
Begitu dalam tanamkan rasa
Benci dan cinta kau paruh rata
Menggantung_ku dalam dilema
Koma dalam dekap ketat kecewa
: Ragu
Begitu lemah mempengaruhi_ku
Hingga percaya dan luruh pada cintamu
Melanglang maya terbuai harapan palsu
Ditampar nyata terhempas beku
: Aku
Begitu buta siasia mengutuk cinta
Berharap kau bahagia sungguh tak bisa
Pun mengharap hancurmu tak mampu
Realita cinta rumit menyiksa
Dak, 12.09.
Tuesday, December 22, 2009
Rakus
Berkata tak berkaca
Menjual asa yakinkan dunia
Jelas hitam kau bilang putih
Pun fakta ikut kau amputasi
Aih, hebat sungguh kau persiapkan diri
Pancangkan tiang punpanggung berdiri
Tak peduli latar bergradasi kelam
Asa kosong kau penuhi semu mimpimimpi
Berkata tak berkaca
Bakar kerongkongan bicara sampah
Bermain gendang tari_kan resah
Ambil untung dari menebar gundah
Aih, pintar sungguh kau permainkan nyata
Membelenggu asa dengan harapan maya
Segeralah sadar dan mulai berkaca
Rakus_mu itu gerogoti bangsa
Dak, 12.09.
Menjual asa yakinkan dunia
Jelas hitam kau bilang putih
Pun fakta ikut kau amputasi
Aih, hebat sungguh kau persiapkan diri
Pancangkan tiang punpanggung berdiri
Tak peduli latar bergradasi kelam
Asa kosong kau penuhi semu mimpimimpi
Berkata tak berkaca
Bakar kerongkongan bicara sampah
Bermain gendang tari_kan resah
Ambil untung dari menebar gundah
Aih, pintar sungguh kau permainkan nyata
Membelenggu asa dengan harapan maya
Segeralah sadar dan mulai berkaca
Rakus_mu itu gerogoti bangsa
Dak, 12.09.
Friday, December 18, 2009
MATAHARIKU
Suaramu merdu terngiang
senandungkan lagu tentang bintang
yang bertebaran di luas langit
berpendar berbagi cahaya dengan sabit
: indah warnai malam
membuatku tegar hadapi kelam
Katamu
kelam malam adalah ujian
kerlip dalam temaram itu panduan
yang kan menuntun langkahlangkah_ku
temukan cahaya sebenarnya
: matahari
Katamu
tatalah indah mimpimimpi
bungkus dengan keyakinan hati
karena pagi disana menanti
bawa sejuta harapan dalam hangat
sinar mentari
Bisikmu
tersenyumlah
tatap dunia dengan ceria
karena matahari sengaja dicipta
khusus untukku gantungkan cita
dan mengubah asa menjadi nyata
Dalam biru doadoa
pun aku berbisik
tunggu aku
: matahariku
Dak, 12.09
Tuesday, December 15, 2009
NGERI
Lantang kau bicara janggal
beri kesaksian cerita sepenggal
anggap kami ber_otak dangkal
Rapat kau tutup busuk
tapi baunya menyeruak, menyeruduk
bikin merinding bulu kuduk
Ngeri
ngotot SALAH kau pungkiri
lalu, bagaimana mau perbaiki negeri ?
Dak, 12.09
beri kesaksian cerita sepenggal
anggap kami ber_otak dangkal
Rapat kau tutup busuk
tapi baunya menyeruak, menyeruduk
bikin merinding bulu kuduk
Ngeri
ngotot SALAH kau pungkiri
lalu, bagaimana mau perbaiki negeri ?
Dak, 12.09
Sunday, December 13, 2009
PICIK
Sipicik berwajah klasik
Tersenyum licik mengumbar baik
Tanamkan budi tutupi keji
menebar luka menjala duka
tertawa dalam lautan derita
Sipicik berwajah klasik
sesumbar diri paling cerdik
nuraninya mati oleh kekerdilan hati
candui semua yang berbau nista
hidupnya palsu penuh sejuta dusta
Awas, sipicik berwajah klasik
: nyata kelilingi kita
Dak 12.09
Tersenyum licik mengumbar baik
Tanamkan budi tutupi keji
menebar luka menjala duka
tertawa dalam lautan derita
Sipicik berwajah klasik
sesumbar diri paling cerdik
nuraninya mati oleh kekerdilan hati
candui semua yang berbau nista
hidupnya palsu penuh sejuta dusta
Awas, sipicik berwajah klasik
: nyata kelilingi kita
Dak 12.09
Friday, December 11, 2009
RASA
kita memintal banyak benang
berkalikali tertusuk jarum
rajutan belum selesai
menyerah kau menjauh pergi
tinggalkan banyak warna terbengkalai
pun kita bicara
dalam sepi yang kau cipta
menatap kelu sobekan rendarenda cinta
saling bertukar kabar
meski dengan nadanada datar
doa
percaya
rasa
:entah kemana
Dak, 12.09
Sunday, December 6, 2009
EPISODE MAMPUKAH
Hujan
turun tibatiba
deras berpetir keras
menampar angin bangunkan sadar
Ingatan satusatu datang
bersama kilat yang menyambar garang
pun air mata menetes jalang
berharap waktu bisa diulang
Tapi waktu tak bisa diulang
hanya bisa dipanggil tuk dikenang
pun suaramu kembali terngiang
lembut lantunkan puisi goresan tangan
" Lihatlah apa yang ku lihat
ditepi senja yang berjubah jingga
ia tampak lebih bersahaja
Dengarlah apa yang ku dengar
begitu lembut menyatu dengan angin
menyusup ketelingaku nyanyian rindu
Terjemahkanlah dengan nuranimu
segala rasa yang ada
saat semua terdiam "
Hujan reda
hadirkan segaris jingga diujung senja
dan dalam diammu
kau terjemahkan semua
: sempurna
Dak - Adis 12.09
sebuah kolaborasi oretanku dgn puisi Mas Adis.
EPISODE MAMPUKAH by ADIS Medio - Sept.08 ( cetak miring )
turun tibatiba
deras berpetir keras
menampar angin bangunkan sadar
Ingatan satusatu datang
bersama kilat yang menyambar garang
pun air mata menetes jalang
berharap waktu bisa diulang
Tapi waktu tak bisa diulang
hanya bisa dipanggil tuk dikenang
pun suaramu kembali terngiang
lembut lantunkan puisi goresan tangan
" Lihatlah apa yang ku lihat
ditepi senja yang berjubah jingga
ia tampak lebih bersahaja
Dengarlah apa yang ku dengar
begitu lembut menyatu dengan angin
menyusup ketelingaku nyanyian rindu
Terjemahkanlah dengan nuranimu
segala rasa yang ada
saat semua terdiam "
Hujan reda
hadirkan segaris jingga diujung senja
dan dalam diammu
kau terjemahkan semua
: sempurna
Dak - Adis 12.09
sebuah kolaborasi oretanku dgn puisi Mas Adis.
EPISODE MAMPUKAH by ADIS Medio - Sept.08 ( cetak miring )
Thursday, December 3, 2009
PURNAMA AWAL DESEMBER
Dan lautpun memberi kabar
lewat debur ombak yang melandai kepantai
diiringi kepakan sayap-sayap camar
dengar dan lihatlah...
purnama malam awal desember
lentera yang terangi jalannya pulang
tinggalkan jejak fatamorgana pelangi
diatas buihbuih asin
Selamat jalan sahabat
warisan stanza kata-kata mu akan slalu disini
temaniku meniti hari
damailah...
dalam dekap peluk-Nya
dalam indah kasih-Nya
abadilah
dalam keabadian
Dak 12.09
Slamat jalan maskoe...
mengenang kepergian sahabat, kakak juga guru terbaik sedunia
Ahmad Rosyadi ( Adis )
Wednesday, December 2, 2009
DESEMBER
Malam desember awal
Bermandi cahaya bulan
Benderang terangi jalan
Bantu langkahku temukan impian
Lihat,…
Wajah-wajah kalian samar tergambar
Nakal bergantian timbul tenggelam
Disempurna wajah bulan
Tunggu,…
Aku akan datang
Rangkai lagi asa yang telah usang
Pastikan senyum kan terbalut senang
Dengar,…
Bisik senandung riang
Iringi langkah-langkah panjang
Perjuanganku tuk masa datang
Malam desember awal
Langit minim bintang
: Indah sempurna
Bermandi cahaya purnama
Dak 12.09
Bermandi cahaya bulan
Benderang terangi jalan
Bantu langkahku temukan impian
Lihat,…
Wajah-wajah kalian samar tergambar
Nakal bergantian timbul tenggelam
Disempurna wajah bulan
Tunggu,…
Aku akan datang
Rangkai lagi asa yang telah usang
Pastikan senyum kan terbalut senang
Dengar,…
Bisik senandung riang
Iringi langkah-langkah panjang
Perjuanganku tuk masa datang
Malam desember awal
Langit minim bintang
: Indah sempurna
Bermandi cahaya purnama
Dak 12.09
Subscribe to:
Posts (Atom)