Anganku menari, melonjak menepak,
diiringi partitur pilu serunai bambu
Larut dalam nadanada sunyi puing rindu.
berlansekapkan tawa-terisak
Nun dalam pekatnya intaianmu
Kau seolah tersenyum dan menghitung waktu
Bersigap sikap tunggu lanjutan sergap
Pada aku aku berikutnya
Tapi kau telah salah memangsa
Karena aku tak pernah menjadi korban apapun
Dari kebiadaban, juga ketololanmu
Akulah petakamu kemudian hari
Sebab karma bukanlah bagian
dari takdirku
namun aku tetaplah wanita
yang masih terperangkap manisnya cinta
jelmaan merdu serunai rindu,
dan ada kau di sana
menantiku
antara samar dan pilu
entahlah..
nyatanya masih kuikatkan selendang sepi
yang pernah kau beri
dan kugunakan untuk membungkus waktu,
sampai bila kau atau aku
menyerahkan
paruhan takdir yang telah terbagi
pada diri sendiri
DAK & BISKA
Kolaborasi 2021