Thursday, February 23, 2017
mengenang mu
digerus sibuk, lama kita tak bersapa kabar
mendadak kepulanganmu kudengar
duhai, damailah damai
20 Februari 2017 kau berpulang, terbebas dan merdeka dari fana
aku berpenuh harap damaimu di keabadian sana.
dan kukenang 2 goresan tanganmu untukku saat memberikan pelajaran cara memilih juga menguntai aksara dengan indah.
Sungguh terima kasih sudah ada dan berbagi ilmu untukku duhai kangmas guru.
RIP GEORGE SOEDARSONO ESTHU
DWI ANDARI
By. George Soedarsono Esthu
Dan begitu, sering kueja namamu.
Wahai kepundang tempat menuangkan rinduku.
Inilah perjalanan paling menakjubkan selama melintasi gurun cinta.
Ah ... wangi bunga selalu menjaga kelopak cintamu.
Nantikan aku pada simpang jalan yang berkabut itu.
Dan akan kubawakan sekuntum mawar agar senyummu mekar.
Aku masih menunggumu di luar sana.
Rinyai hujan akan menyiram kemarau yang membongkah di hati kita.
Inilah munajad pagiku untukmu seorang
DWI ANDARI (LAGI)
By. George Soedarsono Eshtu
Diantara gelombang yang selalu membawa debur itu.
Wiwara rasa membuka kelopak cinta tanpa cedera.
Ini seloka untuk dinda.
Aku menunggumu diantara kantuk dan sadar.
Negeri kabut selalu menjadi harapan untuk rumah kita kelak.
Dan di sana, kita akan melabuhkan seluruh kesah.
Andai aku boleh berada terus di sampingmu.
Rasa gamang akan selalu menghilang.
Inilah munajadku untukmu seorang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment