Saturday, May 30, 2009

SeLamaT JalaN SahabaT


Aku tidak sedang berlari,…
Tapi lutut ku gemetar paksakan kaki tuk tetap berdiri
Pandangi wajah damaimu dalam balutan putih...

Aku tidak sedang menangis,...
Tapi air ini terus mengalir dari mata dan hidungku,
Ketika sadar ini terakhir ku dapat menatap indah senyum mu...

Waktu telah pertemukan kita,
Waktulah yang menjalin begitu banyak rangkaian kisah diantara kita
Dan kini,...
Waktu juga yang pisahkan kita.

Sungguh hidup dikuasai oleh waktu...
Tapi ku ikhlaskan semua susut di telan sang waktu,
Berharap kelak, waktu juga yang akan pertemukan kita kembali
di dalam kebaikan yang abadi...

Sungguh, aku tidak sedang menyesali takdir ini
Karena bagaimanapun aku bersyukur untuk waktu yg telah kita bagi,
Untuk takdirmu dalam takdir ku....

Sungguh, aku tidak sedang menangisi pergimu,...
Tapi biarlah air ini mengalir dari kedua mataku,
Sebagai ucapan selamat jalan untukmu sahabat.


Dak, 05.09
Mengenang kepergian sahabat terbaik sedunia...
Munding sariatmani ( 25.05.09 )

Friday, May 15, 2009

Hiduplah Di Hidupku

Bicaralah semaumu
Bercelotehlah apa saja…
Dan aku akan setia mendengar.

Berulahlah semaumu,
Biarkan senyum, jengkel juga marah & tawaku terumbar
Dan aku akan berterima kasih untuk semua.

Berbagilah denganku sedikit saja dari hidupmu
Akan ku nikmati hidup dan kuingkari semua luka
Jadilah teman sekaligus malaikat di hidupku.


Dak. 12.08

Pintu Langit


Kuketuk pintu langit dengan doa & pengharapan,
Kulayarkan semua sesal di lautan cintaNYA.
Berharap debur ombakNYA pecahkan beku jiwa.

Seribu satu ingin yg terucap, lenyap di terbangkan angin.
Seribu satu rasa yg menyergap, menyeretku ke ambang lelah.

Satu rasa yang tersisa adalah hampa…
Satu ingin yg tersisa adalah matinya semua keinginan,
Karena musuhku adalah rasaku,
Karena deritaku adalah ingin yg tak tergapai…

Kuketuk pintu langit dengan doa & pengharapan,
DilautanNYA kulabuhkan hati koyak ini
Berharap hanya pada cintaNYA kutemukan tepian untuk bersandar.



Dak, 05.09

Saturday, May 2, 2009

DIA

Mencari kunci damai jiwa,
Kutemukan DIA dipojok resah,
Dengan segulung jawaban dari juta'an tuduhanku padaNYA.

Diberinya aku cermin untuk berkaca,
Diberinya aku ingatan untuk mengenang,
Dengan kehendakNYA kusadari smua bodoh, khilaf, dan ketakberdayaan...

Mencari kunci damai jiwa,
Kutemukan diri begitu hina,
Dan stiap bagian hatikupun meleleh,
Saat ku tahu DIA tetap disitu menantiku kembali padaNYA.

Dak, 05.09