menakar sepi
kupertanyakan lagi
sedalam apa luka
yang kau gorestikamkan ke hati
mencabikcabik keji nyeri
tepat di jantung rasa
ahh, tuan…
sebahagia apa kau kini
senikmat apa hidup kau jalani
dalam kutuk do’a yang teraniaya
bukankah pun pecundang bajingan
miliki sisi putih meski abuabu
dan secuil nurani yang memamahnya diamdiam
dalam panjang sesalan
menakar sepi
kuyakinkan lagi
tak kan ada tenang di senyumnya
yang meski hadirkan bahak tawa
atas kesenangan semunya
,,,karena nyeri ini nyerinya juga
Dak, 2016