skip to main |
skip to sidebar
diamku bukan karena aku takpeduli
marah apalagi benci
tapi lebih karena aku mengerti
kamu dan kekecewaan ini
pun aku tak ingin terbawa emosi
dengan katakatamu yg menusuk hati
diamku bukan berarti aku lelah
kalah apalagi menyerah
tapi lebih karena kuhargai kamu
dan kenangankenangan lalu
pun bukan karena cinta ini mati
tapi untuk menjaganya tetap ada
:meski takdir tak ingin kita bersama lagi !
Dak, 7.11
...baiklah
tetaplah sejauh itu
seribu langkah dariku
karena ku muak dengan muslihatmu
terlebih senyum licik wajah klasikmu
yang sesekali singgah tutupi kotor nafsu
dengarlah
satu langkah saja kau persempit jarak kita
pasti kumuntahkan mual muakku
dan mereka akan tahu
seberapa rakus juga bobroknya kamu
dibalik wajah lugu dunggumu
jadi...
jangan pernah terpikir
tuk mendekat apalagi mencoba
kelabuhi aku
seperti dulu
Dak, 7.11
bias purnama menuntunku
pada jalan setapak menujumu
dalam gelap
malampun mengungkap
sungguh tak ingin kulihat apa yang kudengar
dan sungguh tak ingin kupercaya apa yang kulihat
menjauhlah
sebelum lukaluka memecah
mencerabut akar-akar perih
menjauhlah
sebelum rasa berubah
dan kebencian mengejawantah
ahh, sungguh tak ingin kukenakan busana dendam
tapi sungguh kau memaksaku merajut kekecewaan
Dak, 7.11
lewat untaian katakata sederhana
ku utus rasa tuk bercerita
tentang debar yang ada
tentang asa yang merambah jiwa
tentang kamu yang merajai mimpi
kamu yang membuat hati selalu berpuisi
ahh...
mampukah
puisipuisi_ku
mencuri perhatianmu ?!
Dak, 7.11
wajah tanpa dosamu
menjelma sihir
menyuluh cahaya
membakar rasa
pedang lidahmu
menghunus waktu
tancapkan keyakinan
pupuskan ragu
ahh...sungguh tertipu
bening palsumu
begitu putih diawal
hitam pekat diakhir
Dak, 7.11