skip to main |
skip to sidebar
sebelas detik
matamu bicara
tepikan sepi
jiwa
diammu
sutera
menjerat
leluka
...dan kutelan
pahit
racun
penawar dahaga
dalam pintalan
nasib
hidup
berlanjut...
Dak, 05.11
lagi
sepi mencuri
memori
pahatkan perih
stanza kata
memijari air mata
diujung genang
aku
tertunduk
semakin dalam
cumbui mimpi
yang terhianati
Dak, 05.11
senja semerah saga saat kau datang membawa sejuta sesal dan sekelumit harapan masa depan
"aku bajingan, salahkah mencintaimu...tak adakah kesempatan untukku berubah dan membuktikannya ?"
.................
fajar belum lagi menyingsing saat kau pergi tinggalkan sejuta sesal sekaligus kutukan yang tak akan pernah terhenti oleh waktu
"aku memang bajingan, kamu tahu itu !"
...dan seringaimu merajai mimpi malam-malam kelam
pun harihari tetap berlalu meski langkahku terseok kaku diberati kenanganmu
"ahh...kamu memang bajingan, selamanya bajingan !"
Dak, 05.11
...jadi bisikkan saja
cara melupa
batuk yang menyesak
panas yang membakar
pening yang memberat
agar bisa kuterlelap
sebagai ganti
belaianmu
yang dulu selalu
ada
dan mujarab
bunda...
datang dan bisikan
padaku
cara melupa
sakit ini !
Dak, 05.11
miss u mom, so much...
melempar salah
genderangnya
memekakan
menekan kerja jantung
sisakan sesak nafas
aksara mengalir deras
pun tanya bertanya tanya
ada apa ?
mengapa ?
salah siapa ?
diam kucari jawab
lurus aku berkaca
telusuri titik mencari koma
membaca ulang
peristiwa
ahh buntu
yang kutahu
aku tertipu
salahku
bodohku
terjawab sudah !
Dak, 05.11
: kepada penghianat
hadiah terbaik untukmu
adalah selamanya
lupakan semua
tentangmu
sayangnya
aku tak punya
hadiah
tuk pecundang
Jadi…
tunggu dan lihat
bagaimana tidak
aku melupakanmu !
...dariku
untukmu
seluruh kutuk
termohonkan
: hingga lunas hutang piutang karma
Dak, 05.11