Thursday, May 22, 2014

menanti lebat


pada halilintar yang menyambar
pada kilatnya yang mencambuk
aku tengadah membendung airmata
aku tertawa diejek realita

dibawah gerimis
aku menangis

...dan waktu berjalan lambat
kunikmati gelap menanti lebat



Dak, 2014

Saturday, May 17, 2014

lepaslah gundah!!


siang sewarna petang
pun petir saling bersahutan
tinggalkan jejak larik terang
bikin hati tak tenang

ahh, hujan cepatlah datang
halau gemuruh
menderaslah deras
agar lepas segala cemas

-- aku tak ingin semarah halilintar --


Dak, 2014

sia-sia


tuan, pada hidupmu
bukan hanya alasan tuk mengganggu
pun aku punya hak tuk menikammu
dan dunia tau itu!

sayangnya, meski bukan orang suci
kuharamkan juga kotori diri
tuk angkat belati, melukai
yang mulai terluka ulahnya sendiri

ahh, bagaimanapun anda
akan membayar
harga yg harus anda bayar
dan anda tau itu!

-- yang tak termaafkan memang jangan coba dimaafkan
hanya menambah luka dendam --


Dak, 2014

Thursday, May 15, 2014

berhujan puisi


dihujani puisi
aku seperti ikut berlari
ikuti kemana rinainya pergi

sungguh aku suka
berbasahbasah dalam tanya kira
pada setiap kumpulan kata

puisi, sajak, oretan atau apalah itu namanya
yang kau gores untukku hanya
suka, benarbenar suka!


Dak, 2014
thanks

secangkir tubruk kopi


malam berhujan
pun hembuskan dingin
aku mendekap sepi
berteman secangkir tubruk kopi

. . .imajiku menari
tepat 12 malam nanti
kau akan mengetuk pintu mimpi
dan kita berdansa sampai pagi


Dak, 2014

sembrono


harusnya tak sembrono saya melempar sapa
pada kelam
masa silam

hanya membuat nyeri perlihatkan kembali
sedalam apa luka
yang pernah ada

duhh..!
tercabik lagi luka
karena iseng saya


Dak, 2014

membacamu


...dan sungguh
sungguh,aku suka
debar ini
debar, yang kian kencang
mengguncang

ahh, ini hatiku
saat membacamu


Dak, 2014

dibayangi kelam


tak kupungkiri salah
telah pula lunas kubayar dengan sesal
pun tak sekalikali, kucoba menghapus hitam

aku hanya mau melupa gelap
agar ringan kaki melangkah
tuk perbaiki yang terlanjur parah

duhh hati, duhai jiwa
berhentilah siksa raga
dengan duka dan genggaman kecewa

-- dan aku mengutuk kelam waktu,
yang masih saja membayangi langkahku --


Dak, 2014

masih mau kau rayu


hanya ingin membacamu saja
berulang kali dan lagi, karena
tak cukup hanya
sekali dua seribu juta
tuk puaskan dahagaku akan aksara
yang begitu berarti tuk obati
kerinduan ini

tuan, kirimilah aku lagi
rindu yang kau tulis dalam puisi
karena aku masih mau
kau rayu
dengan bahasa puitikmu itu


Dak, 2014